EFEKTIVITAS MADU Apis cerana SEBAGAI ANTIBIOFILM TERHADAP Candida albicans

  • Zahrah Aswa Ananta Fakultas Kedokteran, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
  • masfufatun masfufatun Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
  • Eva Diah Setijowati Departemen Biomedik dan Penelitian biomolekuler, Fakultas Kedokteran, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
  • Sri Lestari Utami Departemen Biomedik dan Penelitian biomolekuler, Fakultas Kedokteran, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Abstract

Madu dikonsumsi karena dinilai memiliki nutrisi yang tinggi serta efek yang bermanfaat bagi kesehatan. Madu mempunyai sifat sebagai antioksidan, antiinflamasi, antimikroba, bakteriostastik, serta efek penyembuhan luka yang baik. Madu memiliki kandungan asam fenolik, tanin, sapanoid, dan terpenoid yang menyebabkan madu berpotensi sebagai antibiofilm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas madu Apis cerana sebagai antibiofilm dan nilai Konsentrasi Hambatan Minimum Biofilm (KHBM) madu dalam menghambat pertumbuhan biofilm Candida albicans. Madu A. cerana yang digunakan berasal dari kecamatan Pemangkat, kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experimental menggunakan pendekatan Post-Test Only Control Group Design dengan metode microplate untuk mengetahui efek antibiofilm madu A. cerana terhadap pertumbuhan C. albicans. Madu A. cerana dibuat menjadi konsentrasi 50%; 25%; 12,5%; 6,25%; 3,125%; dan 1,525%. Hasil penenelitian menunjukkan konsentrasi madu A. cerana 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%, dan 1,525% memiliki kemampuan sebagai antibiofilm dengan persentase penghambatan 80,449%, 79,156%, 78,136%, 75,642%, 73,073%, dan 62,953%. Hambatan pertumbuhan biofilm terbesar terjadi pada kelompok madu dengan konsentrasi 50%. Berdasarkan analisis probit, nilai KHBM50 konsentrasi madu A. cerana sebesar 1,686%. Oleh karena itu, berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa madu A. cerana memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan biofilm C. albicans sehingga berpotensi sebagai antibiofilm dalam terapi infeksi yang terkait biofilm.


 


Kata kunci : antibiofilm, Candida albicans, madu Apis cerana
DOI : 10.35990/mk.v7n3.p219-230

References

1. Richardson JP, Moyes DL. Adaptive immune responses to Candida albicans infection. Virulence. 2015 Jan 1;6(4):327–37.
2. Pristov KE, Ghannoum MA. Resistance of Candida to azoles and echinocandins worldwide. Clinical Microbiology and Infection. 2019 Jul 1;25(7):792–8.
3. Gulati M, Nobile CJ. Candida albicans biofilms: development, regulation, and molecular mechanisms. Microbes Infect. 2016 May 1;18(5):310–21.
4. Homenta H. Infeksi biofilm bakterial. e-Biomedik . 2016;4(1):1–11.
5. Vasudevan R. Biofilms: Microbial Cities of Scientific Significance. J Microbiol Exp. 2014 Jun 18;1(3):84–98.
6. Kali A, Bhuvaneshwar D, Charles PravinM v., Seetha K. Antibacterial synergy of curcumin with antibiotics against biofilm producing clinical bacterial isolates. J Basic Clin Pharm. 2016;7(3):93.
7. Fernandes L, Ribeiro H, Oliveira A, Silva AS, Freitas A, Henriques M, et al. Portuguese honeys as antimicrobial agents against Candida species. J Tradit Complement Med. 2021 Mar 1;11(2):130–6.
8. Matheos C. Gambaran Histologik Jaringan Limpa Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diinfeksi Eschericia coli dan Diberi Madu. Jurnal e-Biomedik. 2014;1(2):961–5.
9. Meo SA, Al-Asiri SA, Mahesar AL, Ansari MJ. Role of honey in modern medicine. Saudi J Biol Sci. 2017 Jul 1;24(5):975–8.
10. Hartini. Uji Aktivitas Antifungi Ekstrak Sarang Lebah dari Luwu Utara terhadap Candida Albicans Test of Antifungal Activity of Hive Extract and North Luwu Forest Honey on Candida albicans Hartini. Bioedukasi. 2017;10(2):44–6.
11. Hakim AR, Saputri R. Optimasi Etanol Sebagai Pelarut Senyawa Flavonoid dan Fenolik. Jurnal Surya Medika. 2020;6(1):77–80.
12. Waldrop R, McLaren A, Calara F, McLemore R. Biofilm Growth Has a Threshold Response to Glucose in Vitro. Clin Orthop Relat Res. 2014 Oct 2;472(11):3305–10.
13. Sophia A, Adinegoro JK, Kalumpang Lubuk Buaya S, Barat S. Prevalensi Candida albicans Pada Saliva Penderita Diabetes Melitus Di RSUD Mohammad Natsir Kota Solok. Jurnal Biologi Makassar [Internet]. 2023;8(1):51–9. Available from: https://journal.unhas.ac.id/index.php/bioma
14. Liaqat I, Gulab B, Hanif U, Sultan A, Sadiqa A, Zafar U, et al. Honey Potential as Antibiofilm, Antiquorum Sensing and Dispersal Agent against Multispecies Bacterial Biofilm. J Oleo Sci. 2022;71(3):425–34.
15. Sudigdoadi S. Mekanisme Timbulnya Resistensi Antibiotik Pada Infeksi Bakteri. 2015.
16. Ahsani DN. Respon Imun Pada Infeksi Jamur. JKKI. 2014;6(2):55–66.
17. Pribadi A, Wiratmoko ME. Karakteristik Madu Lebah Hutan (apis dorsata Fabr.) Dari Berbagai Bioregion Di Riau. Penelitian Hasil Hutan. 2019;37(3):185–200.
18. Khasanah R, Parman S, Widodo S, Suedy A. Kualitas Madu Lokal Dari Lima Wilayah Di Kabupaten Wonosobo. J Biol (Denpasar). 2017;6(1):29–37.
19. Hamzah H, Hertiani T, Utami Tunjung Pratiwi S, Nuryastuti T. The Inhibition Activity of Tannin on the Formation of Mono-Species and Polymicrobial Biofilm Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, and Candida albicans. Majalah Obat Tradisional. 2019 Jul 16;24(2):110.
20. Hamzah H, Hertiani T, Utami Tunjung Pratiwi S, Nuryastuti T, Masyarakat dan Keperawatan K. Efek Saponin Terhadap Penghambatan Planktonik Dan Mono-Spesies Biofilm Candida albicans ATCC 10231 Pada Fase Pertengahan, Pematangan Dan Degaradasi. Majalah Farmaseutik. 2021;17(2):198–205.
Published
2024-09-30
How to Cite
ANANTA, Zahrah Aswa et al. EFEKTIVITAS MADU Apis cerana SEBAGAI ANTIBIOFILM TERHADAP Candida albicans. Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, [S.l.], v. 7, n. 3, p. 219-230, sep. 2024. ISSN 2655-6537. Available at: <http://medikakartika.unjani.ac.id/medikakartika/index.php/mk/article/view/805>. Date accessed: 05 dec. 2024.