PENATALAKSANAAN PNEUMONIA HOSPITAL PADA PERDARAHAN SUBARAKNOID
Abstract
Ekstravasasi darah ke rongga subaraknoid yang menyebabkan kedaruratan neurologis disebut perdarahan subaraknoid memiliki mortalitas dan morbiditas besar. Aneurisma serebral adalah penyebab paling sering perdarahan subaraknoid nontraumatik. Seorang wanita 73 tahun mengalami penurunan kesadaran satu jam sebelum masuk Rumah Sakit Dustira Cimahi. Pasien didiagnosis perdarahan subaraknoid, perdarahan intraventikuler karena ruptur aneurisma di tip basiler, hipertensi dalam terapi, epilepsi dalam terapi, immune thrombocytopenic purpura, dan hiperglikemia reaktif dd diabetes melitus tipe II. Pasien menjalani operasi eksternal ventricular drainage dalam anestesi umum. Terapi yang diberikan pascabedah adalah head up 300 dengan dukungan ventilator, ceftriakson, parasetamol, morfin, perdipin, manitol, kalnex, trileptal dan vitamin K. Pasien berhasil sapih ventilator pada hari ke-15 dan pindah ke bangsal pada hari ke-16 dengan nilai Glasgow Coma Scale E3M5V5. Pasien mengalami komplikasi pascabedah berupa pneumonia hospital yang memperberat kondisi pasien. Penatalaksanaan pneumonia hospital meliputi dukungan pernapasan, pemberian antibiotika dan obat-obatan suportif lainnya. Tatalaksana pneumonia hospital sudah sesuai pedoman Infectious Disease Society of America 2016 dan Acute Respiratory Distress Syndrome Guideline 2019, namun kondisi komorbid kronis dan umur tua turut meningkatkan morbiditas pasien ini.