PERBEDAAN PERILAKU PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI BERDASARKAN AKTIVITAS KONSELING PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI WANITA DI KOTA PEKANBARU
Abstract
Calon akseptor Keluarga Berencana (KB) tidak tahu atau belum mengetahui jenis-jenis alat kontrasepsi sehingga mereka memilih alat kontrasepsi yang banyak digunakan oleh akseptor KB lainnya, padahal metode atau alat kontrasepsi yang digunakan tidak selalu cocok bagi semua orang karena kondisi tubuh setiap individu selalu berbeda. Guna mengatasi permasalahan tersebut, setiap calon akseptor KB perlu diberi konseling sebelum memutuskan pemilihan metode kontrasepsi. Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perilaku pemilihan metode kontrasepsi berdasarkan aktivitas konseling pada akseptor kontrasepsi wanita di Kota Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan desain studi analitik komparatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di 12 Puskesmas di Kota Pekanbaru secara stratified random sampling dengan besar sampel 400 orang dan diuji secara statistik menggunakan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan (Nilai p= 0,003) antara perilaku pemilihan metode kontrasepsi pada akseptor KB yang melakukan konseling dengan yang tidak melakukan konseling. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan perilaku pemilihan metode kontrasepsi berdasarkan aktivitas konseling pada akseptor kontrasepsi wanita di Kota Pekanbaru.
Kata kunci : konseling, perilaku, pemilihan kontrasepsi
DOI : 10.35990/mk.v6n1.p67-78
References
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. Profil Kesehatan Provinsi Riau 2018. Pekanbaru: Dinas Kesehatan Provinsi Riau; 2019.
Basuki DR, Soesilowati R. Pengaruh Pengetahuan Mengenai Program KB Terhadap Kemantapan Pemilihan Alat Kontrasepsi di RSIA Aprilia Cilacap. Jurnal Sainteks. 2015 October; 12(2): p. 8-18.
Syukaisih. Faktor faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Metode Kontraspsi di Puskesmas Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Kesehatan Komunitas. 2015 November; 3(1): p. 34-41.
Gobel F. Pengaruh Pemberian Konseling dengan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Terhadap Pemilihan Alat Kontrasepsi pada Ibu Pasca Salin di RSTN Boalemo. Akademika Jurnal Ilmiah. 2019 April; 8(1): p. 45-53.
Prijatni S, Rahayu S. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2016.
Sulistyaningsih SH. Efektivitas Konseling KB terhadap Pengetahuan dan Sikap PUS dalam Pemilihan Kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD). Jurnal Maternal. 2017; 2(2): p. 82-91.
Haris VSD. Konseling KB Menggunakan Flashcard Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Keikutsertaan Kontrasepsi IUD dan MOW Pascasalin. Jurnal Kesehatan. 2017 August; 8(2): p. 296-304.
Abbas M, Hadijono S, Emilia O. Pengaruh Konseling saat Persalinan Terhadap Kepesertaan Keluarga Berencana Pasca Salin di Kabupaten Kolaka. Jurnal Kesehatan Reproduksi. 2017; 4(2): p. 127-134.
Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan Jakarta: Rineka Cipta; 2014.
World Health Organization. Medical Eligibility Criteria for Contraceptive Use 5th Edition: World Health Organization; 2015.
Sulistyawati. Pelayanan Keluarga Berencana Jakarta: Salemba Medika; 2011.
Noviani A. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Konseling Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di Puskesmas Wilayah Serengan Kota, Surakarta. Journal Of Midwifery and Reproduction. 2021; 4(2): p. 41-50.
Thapa PB, Pokharel N, Shrestha M. Knowledge, Attitude and Practices of Contraception Among the Married Women of Reproductive Age Group in Selected Wards of Dharan Sub-Metropolitan City. Journal of Contraceptive Study. 2018 September; 3(3): p. 1-8.
Singh A, Singh KK, Verma P. Knowledge, Attitude and Practice Gap in Family Planning Usage: an Analysis of Selected Cities Uttar Pradesh. Contraception and Reproductive Medicine. 2016 October; 1(20): p. 1-10.