HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT DIABETES MELITUS DENGAN KEJADIAN KATARAK DAN MIOPIA DI RS PANTI RAHAYU “YAKKUM” PURWODADI

  • Ulfi Khasana Maswa UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
  • Wahju Ratna Martiningsih Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
  • Andra Novitasari Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

Abstract

Banyak faktor risiko yang dapat memengaruhi terjadinya katarak, yaitu proses penuaan, akibat bahan toksik khusus dan penyakit sistemik seperti diabetes melitus (DM). Penelitian tahun 2012 di RS Soedarso Pontianak, menunjukkan bahwa sebanyak 54% pasien katarak memiliki riwayat DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara riwayat diabetes melitus dengan kejadian katarak pada pasien di Rumah Sakit (RS) Panti Rahayu “Yakkum” Purwodadi. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control. Kelompok kasus adalah pasien katarak (Katarak DM dan katarak tanpa DM) dan kelompok kontrol adalah pasien miopia (Miopia DM dan miopia tanpa DM), pemilihan sampel dengan teknik consecutive sampling sesuai kriteria inklusi yaitu responden yang berobat pada periode tahun 2020, menggunakan rekam medik yang berisi informasi usia, jenis kelamin, dan ada tidaknya riwayat DM pada pasien katarak tersebut di RS Panti Rahayu “Yakkum” Purwodadi. Penelitian ini dilakukan pada Desember 2021. Uji statistik menggunakan Chi-Square untuk analisis bivariat. Jumlah responden yang memenuhi kriteria inklusi sejumlah 72 orang masing-masing kelompok. Didapatkan jumlah pasien katarak lebih banyak berusia ≥50 tahun (88,9%), dan berjenis kelamin perempuan (62,5%), dan kelompok kasus yang memiliki riwayat DM 83,3% (60 orang) dan kelompok kontrol yang memiliki riwayat DM hanya 6,9% (5 orang). Hasil analisis diketahui p=0,000 dan OR=67,000 terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat DM dengan kejadian katarak. Riwayat DM memiliki hubungan paling kuat dengan kejadian katarak


Kata kunci : katarak, miopia, riwayat diabetes melitus


DOI : 10.35990/mk.v7n2.p188-197

References

1. R. Melati. Perbedaan lokasi kekeruhan katarak pada pasien diabetes mellitus dibandingkan dengan pasien bukan diabetes mellitus di RSUD Bendan kota pekalongan. . Semarang:UNIMUS. 2016.
2. A.R.Sativa. Mekanisme diabetes melitus tipe 2 dalam meningkatkan risiko penyakit katarak. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, 2019, Vol. 6(2); pp. 160-165.
3. S. Ilyas dan SR Yulianti. Ilmu Penyakit Mata. Edisi kelima. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014.
4. D.I Gusmana, dkk. Prevalensi penderita katarak dengan diabetes mellitus di RS Sriwijaya Palembang. Palembang : Universitas Sriwijaya;2019.
5. H. Kiziltoprak, etc. Cataract in Diabetes Mellitus. World Journal Diabetes, 2019; vol.10(3); p. 140.
6. R. Rizkawati. Hubungan antara Kejadian Katarak dengan Diabetes Melitus di Poli Mata RSUD dr. Soedarso Pontianak. Pontianak : Tanjungpura university;2012.
7. A. Fauzi and s. Hadisaputro. Risk factors of cataract in type 2 diabetes melitus. Jurnal Kedokteran UNILA, 2014; Vol. 4(8); pp. 173–179.
8. T. D. K. K, Wardhani. Hubungan Diabetes Melitus tipe 2 dengan Kejadian Katarak di Poli Mata RSPAD Gatot Soebroto Jakarta periode Januari–Desember 2017. Jakarta : Universitas pembangunan nasional veteran jakarta; 2018.
9. I. Wahyuni, dkk. Hubungan antara Riwayat Diabetes, Riwayat Hipertensi, dan Riwayat Merokok dengan Kejadian Katarak pada Pasien Poli Mata RSUD dr. Soedarso Pontianak. Jumantik Mahasiswa dan peneliti kesehatan, 2020; Vol. 6(2); pp. 65–71.
10. C. F. Smith. Gray’s surface anatomy and ultrasound e-book: A Foundation for Clinical Practice; Elsevier health sciences, 2017.
11. F. M. Recchia, i. U. Scott, g. C. Brown, m. M. Brown, a. C. Ho, and m. S. Ip. Small-gauge pars plana vitrectomy: A report by the american academy of ophthalmology, 2010; Vol.117(9);pp. 1851–1857.
12. I. E. Probst and j. H. Tsai. Ophthalmology: Clinical and Surgical Principles. Slack Incorporated, 2012.
13. D. Mellitus. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care, 2013; Vol. 36(Suppl 1); pp. S67-74.
14. H. W. Baynes. Classification, Pathophysiology, Diagnosis and Management of Diabetes Mellitus. Jurnal Diabetes Metabolisme, 2015; Vol. 6(5); pp. 1–9.
15. P. H. Marathe, h. X. Gao, and k. L. Close, American Diabetes Association Standards of Medical Care in Diabetes 2017. Wiley online library, 2017.
16. S. K. Trisnawati and s. Setyorogo. Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat tahun 2012. Jurnal ilmu kesehatan, 2013; Vol. 5(1); pp. 6–11.
17. R. K. Gustin and s. Andiny. Factors Associated with Myopia Incidence at Regional General Hospital dr. Adnaan wd Payakumbuh 2017. Jurnal Kesehatan.,2018; Vol. 9(1); pp. 33–43.
18. T. Titi lestari, a. Anggunan, t. Triwahyuni, and r. Syuhada. Studi Faktor Risiko Kelainan Miopia di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin. Jurnal Ilma Kesehatan Sandi Husada, 2020; Vol. 9(1);pp. 305–312.
19. E. D. Purbaningrum. Hubungan antara Lamanya Aktivitas Melihat Dekat dengan Miopia pada Anak di SDN Cemara 2 Surakarta. Surakarta : UNS;2014.
20. S, Siswanto, dkk. Metodologi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran. Yogyakarta:Bursa Ilmu, 2013.
21. B. G. Bare and s. C. Smeltzer. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGC, vol. 2;pp. 45–47, 2001
Published
2024-06-30
How to Cite
MASWA, Ulfi Khasana; MARTININGSIH, Wahju Ratna; NOVITASARI, Andra. HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT DIABETES MELITUS DENGAN KEJADIAN KATARAK DAN MIOPIA DI RS PANTI RAHAYU “YAKKUM” PURWODADI. Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, [S.l.], v. 7, n. 2, p. 188-197, june 2024. ISSN 2655-6537. Available at: <http://medikakartika.unjani.ac.id/medikakartika/index.php/mk/article/view/380>. Date accessed: 30 oct. 2024.