GAMBARAN KASUS PRESBIKUSIS PADA PENSIUNAN TNI DI RS DUSTIRA CIMAHI
Abstract
Presbikusis adalah gangguan pendengaran pada usia tua. Prebikusis dipengaruhi oleh
berbagai faktor risiko diantaranya paparan kebisingan. Trauma akustik yang disebabkan
oleh latihan menembak berulang pada anggota militer memiliki pengaruh terhadap
terjadinya presbikusis, terutama pada kesatuan asal dari pasukan tempur. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menilai perbedaan prevalensi presbikusis pada pasien
purnawirawan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari pasukan tempur dan non-tempur.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk mengetahui karakteristik usia, jenis kelamin,
faktor risiko penyakit, riwayat obat-obatan ototoksik, dan riwayat pekerjaan sebelumnya,
serta asal kesatuan. Seluruh pasien poliklinik Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) di
Rumah Sakit Dustira pada bulan Januari-November 2018 yang didiagnosis sebagai
presbikusis dari riwayat, pemeriksaan, dan evaluasi audiometri. Data dicatat dan
ditampilkan secara deskriptif. Hasil penelitian didapatkan 151 kasus dengan prevalensi
sebesar 12% dari seluruh kasus. Rerata usia adalah 50,5 tahun dengan rentang usia 49-80
tahun, 59,9% laki-laki dan 40,4% perempuan. Hipertensi adalah faktor risiko yang paling
banyak (71,5%). Purnawirawan pasien TNI sebanyak 65 orang (14,77%), dan 43 orang di
antaranya berasal dari pasukan tempur (68%). Kesimpulan: Kejadian presbikusis para
purnawirawan TNI dari pasukan tempur lebih tinggi daripada TNI dari pasukan non-tempur.
Â
References
2. Bailey, BJ. Johnson JT.Newlands, SD. Head and Neck Surgery-Otolaryngology. 4th edition. Volume 2. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins, 2014
3. Bradley, Marple, Wiliam, Meyerhoff. Aging and the Auditory and Vestibuler System, In: Bailey BJ, Calhoun KH, Deskin RW, Johnson JT, Kohut RI, Pillsbury HC Tardy ME. Editors, Head and Neck Surgery-Otolaryngology, second edition, Volume Two, Philadelphia, Lipincott-Raven, 2014; p2218
4. Maria, Fernanda. Relationship Between Hypertension and Hearing Loss. Otolaryngol Intnl Arch. 2009 Diunduh tanggal 29 April 2018
5. Akbar,Herlangga. Hubungan antara Hipertensi dengan Presbikusis Di Klinik Pelayanan kesehatan Lansia RSHS Bandung, Fakultas Kedokteran niversitas Jendral Achmad Yani, 2018 hal58-59
6. Soesilorini,Melinda. Faktor-Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Presbikusi Di RSUP DR.Kariadi Semarang
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 879/Menkes/XI/2006 Tentang rencana Strategi Nasional Penanggulangan Gangguan pendengaran Dan Ketulian Untuk Mencapai Sound Hearing 2030. Diunduh pada tanggal 05-08-2020
8. Levine SC, Penyakit Telinga Dalam, dalam Adam GL, Boies LR, Higler AP. Editors, BOIES Buku Ajar Penyakit THT, Edisi Keenam, Jakarta, EGC, 1997;p30-5,125
9. Chandra, D. Prevalensi dan pola penurunan pendengaran penderita presbikusis pada penduduk daerah Bandung. Bandung. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran; 2009
10. Dhingra PL, Presbycusis, in: Diseases of Ear, Nose and Throat, Fourth Edition, New Delhi, Elsevier, 2017;p37
11. Mills, JH. Lambert PR. Presbyacusis. In: Snow, JB. Editor, Ballenger’s Manual of Otorhinolaryngology Head ad Neck Surgery, London, BC Decker, 2002;p169-80
12. Pachigolla R. MD, Bailey B, MD. Geriatric Otolarynogology [online] 2005 [cited 2008 Maret 29], Available from : http//www.utmb.edu/otoref/grnds.
13. Muyassaroh. Faktor risiko Presbikusis. Journal Indonesia Medical Association. Vol 62.Ikatan Dokter Indonesia. 2012
14. Sasongko S, Pengaruh Glutation Peroksidase mimetik terhadap kadarglutation peroksidase dan malondialdehid darah serta emisi otoakustik pada prajurit drengan trauma akustik akibat ledakan meriam Howitzer 105, IJAS Vol 5 Nomor 1, edisiApril 2015
15. Budiyanto A. Trauma akustik akibat latihan menembak pada Taruna Akpol Semarang. Tesis PPDS I FK Undip. Semarang. 2013
