KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA MALARIA DI DAERAH HIPOENDEMIS

  • Lambok Siahaan Universitas Sumatera Utara

Abstract

Malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Balita adalah salah satu
kelompok yang berisiko mengalami infeksi penyakit ini. Pengenalan karakteristik penderita
malaria dapat membantu memutus rantai penularan penyakit malaria. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui karakteristik balita penderita malaria di daerah hipoendemis. Penelitian ini
merupakan penelitian longitudinal dimana setiap sampel penelitian diamati selama dua bulan.
Penelitian dilakukan pada masyarakat yang telah tinggal menetap di wilayah penelitian yang
memiliki beberapa faktor risiko malaria. Diagnosis malaria ditentukan dengan pemeriksaan
mikroskopis secara serial. Hasil penelitian terdapat balita penderita malaria dengan proporsi
tertinggi adalah penderita malaria klinis. Penyebab malaria tersering adalah Plasmodium
vivax. Ditemukan adanya perbedaan yang signifikan kadar hemoglobin pada balita penderita
malaria dengan non-penderita malaria. Pada penelitian tidak ditemukan perbedaan yang
signifikan pada parameter perlindungan diri dan perilaku. Diagnosis malaria pada anak di
bawah lima tahun tidak dapat ditentukan hanya berdasarkan gejala klinis demam dan tanda
klinis anemia, tetapi harus dilakukan pemeriksaan mikroskopis secara serial.


 


DOI : 10.35990/mk.v5n1.p1-11

References

1. Indonesian Health Ministry. Malaria Epidemiology in Indonesia. In : Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. ISSN 2088-270X. 2011; Vol 1(3): 1-10.
2. Siahaan L. Malaria Pasca Bencana Alam di Kabupaten Nias Selatan Majalah Kedokteran Nusantara. 2008a; 41(3).
3. Prabowo A. Malaria : Mencegah dan Mengatasi, Jakarta. Puspa Swara. 2004; 2-12.
4. Siahaan L. Gejala dan Tanda Klinis Malaria di Daerah Endemis. Majalah Kedokteran Indonesia. 2008b; Volume: 58(6).
5. Siahaan L. Malaria Pasca Tsunami di Pulau Weh Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Simposium Nasional Parasitologi Dan Penyakit Tropis. Denpasar. 2007. 25-26.
6. Ochola LB, Vounatsou P, Smith T. The reliability of diagnostic techniques in the diagnosis and management of malaria in the absence of a gold standard. Lancet Infect Dis. 2006 ; 6:582—8.
7. Okell LC, Bousema T, Griffin JTl. Factors determining the occurrence of submicroscopic malaria infections and their relevance for control. Nat Commun. 2012; 3: 1237, doi: 10.1038/ncomms2241.
8. Coura JR, Suárez MM, Ladeia AS. A new challenge for malaria control in Brazil: asymptomatic Plasmodium infection – a review. Mem Inst Oswaldo Cruz. 2006; 101(3): 229–237.
9. Lindblade KA, Steinhardt L, Samuels A. The silent threat: asymptomatic parasitemia and malaria transmission Expert Review of Anti-infective Therapy. 2013; 11 (6) : 623-639.
10. Tangpukdee N, Krudsood S, Kano S. Falciparum malaria parasitemia index for predicting severe malaria. Int J Lab Hematol. 2012; 34: 320–327.
11. Kotepui M, Piwkham D, PhunPhuech B. Effects of Malaria Parasite Density on Blood Cell Parameters. PLoS ONE. 2015; 10(3): e0121057.
12. Nussenblatt V and Semba RD. Micronutrient malnutrition and the pathogenesis of malarial anemia. Acta Trop. 2002; 82:321-37.
13. Autino B, Corbett Y, Castelli F. Pathogenesis of Malaria in Tissues and Blood. Mediterr J Hematol Infect Dis. 2012; 4(1): e2012061.
14. Ghosh K and Ghosh K. Pathogenesis of anemia in malaria: a concise review. Parasitol Res. 2007; 101: 1463-9.
15. Senn N, Maraga S, Sie A. Population Hemoglobin Mean and Anemia Prevalence in Papua New Guinea: New Metrics for Defining Malaria Endemicity? PLoS ONE. 2010; 5(2): e9375.
16. Bashawri LA, Mandil AA, Bahnassy AA. Malaria: hematological aspects. Ann Saudi Med. 2002; 22: 372–376.
Published
2022-03-30
How to Cite
SIAHAAN, Lambok. KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA MALARIA DI DAERAH HIPOENDEMIS. Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, [S.l.], v. 5, n. 1, p. 1-11, mar. 2022. ISSN 2655-6537. Available at: <http://medikakartika.unjani.ac.id/medikakartika/index.php/mk/article/view/134>. Date accessed: 24 apr. 2024.