HUBUNGAN KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH DAN BAHAN MAKANAN SUMBER ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA MUSLIMIN
Abstract
Anemia terjadi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah lebih rendah dari normal. Kekurangan oksigen dalam jaringan otak dan otot menyebabkan gejala anemia, seperti lemah, letih, lesu, dan lunglai. Remaja dalam fase pertumbuhan membutuhkan nutrisi, termasuk zat besi, untuk mendukung perkembangan. Namun, mereka rentan mengalami defisiensi zat besi, yang berisiko menyebabkan anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian tablet tambah darah (TTD) dan konsumsi zat besi harian dengan kadar hemoglobin pada remaja putri. Penelitian dilakukan pada 81 siswi kelas 10 SMA Muslimin Cililin menggunakan Hb Meter, kuesioner konsumsi zat besi dan kepatuhan konsumsi TTD. Hasil penelitian menunjukkan responden dengan konsumsi zat besi tidak mencukupi dan tidak patuh mengonsumsi TTD (N=25) memiliki rerata kadar hemoglobin 10,85 g/dL. Responden dengan konsumsi zat besi tidak mencukupi tetapi patuh mengonsumsi TTD (N=40) memiliki rerata kadar hemoglobin 12,96 g/dL. Responden dengan konsumsi zat besi mencukupi tetapi tidak patuh mengonsumsi TTD (N=3) memiliki rerata kadar hemoglobin 13,76 g/dL, sementara responden dengan konsumsi zat besi mencukupi dan patuh (N=13) memiliki rerata kadar hemoglobin 12,98 g/dL, yang artinya hasil penelitian sudah sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan hubungan bermakna antara konsumsi zat besi harian dengan kadar hemoglobin. Namun, tidak terdapat hubungan bermakna antara kepatuhan konsumsi TTD dengan kadar hemoglobin pada remaja putri. Sedangkan konsumsi zat besi harian dan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah secara bersamaan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kadar hemoglobin responden. Kesimpulan pada penelitian ini terdapat hubungan antara konsumsi tablet tambah darah dan bahan makanan sumber zat besi dengan kadar hemoglobin pada remaja putri kelas X di SMA Muslimin Cililin.
Kata kunci: hemoglobin, konsumsi zat besi ,tablet tambah darah
DOI : 10.35990/mk.v8n1.p58-70
References
2. Norris SA, Frongillo EA, Black MM, Dong Y, Fall C, Lampl M, et al. Nutrition in adolescent growth and development. The lancet. 2022;399(10320):172-84.
3. Hasyim A, Mutalazimah M, Muwakhidah M. Pengetahuan risiko, perilaku pencegahan anemia dan kadar hemoglobin pada remaja putrI. Profesi (Profesional Islam) : Media Publikasi Penelitian. 2018;15:33.
4. Savitri MK, Tupitu ND, Iswah SA, Safitri A. Hubungan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah dengan kejadian anemia pada remaja putri: a systematic review. Jurnal Kesehatan Tambusai. 2021;2(2):43-9.
5. McLoughlin G. Intermittent iron supplementation for reducing anaemia and its associated impairments in adolescent and adult menstruating women. Int J Evid Based Healthc. 2020;18(2):274-5.
6. Nurjanah A, Azinar M. Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah Remaja Putri pada Sekolah Percontohan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development). 2023;7(2):244-54.
7. Masyarakat DJK. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri dan wanita usia subur. 2018.
8. Putri SK, Jeki AG, Fatmawati TY. Status Gizi, Tingkat Konsumsi Zat Gizi Besi (Fe) dan Siklus Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Remaja Putri: Nutritional Status, Iron (Fe) Consumption Level And Menstrual Cycle With The Incidence Of Anemia Of Adolescent Girls. Jurnal Diskursus Ilmiah Kesehatan. 2024;2(1):9-15.
9. Kumari R, Bharti RK, Singh K, Sinha A, Kumar S, Saran A, et al. Prevalence of Iron Deficiency and Iron Deficiency Anaemia in Adolescent Girls in a Tertiary Care Hospital. J Clin Diagn Res. 2017;11(8):Bc04-bc6.
10. (WHO) WHO. Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anaemia and assessment of severity. Vitamin and Mineral Nutrition Information System. 2011.
11. Mengistu G, Azage M, Gutema H. Iron Deficiency Anemia among In‐School Adolescent Girls in Rural Area of Bahir Dar City Administration, North West Ethiopia. Anemia. 2019;2019(1):1097547.
12. Organization WH. Iron deficiency anemia. assessment, prevention, and control. A guide for programme managers. 2001:47-62.
13. Ahmed MH, Ghatge MS, Safo MK. Hemoglobin: Structure, Function and Allostery. Subcell Biochem. 2020;94:345-82.
14. Provan D. Mechanisms and management of iron deficiency anaemia. British journal of haematology. 1999;105.
15. Chaparro CM, Suchdev PS. Anemia epidemiology, pathophysiology, and etiology in low- and middle-income countries. Ann N Y Acad Sci. 2019;1450(1):15-31.
16. Hematology ASo. Anemia 2021.
17. Leung AKC, Lam JM, Wong AHC, Hon KL, Li X. Iron Deficiency Anemia: An Updated Review. Curr Pediatr Rev. 2024;20(3):339-56.
18. DeLoughery TG. Iron Deficiency Anemia. Medical Clinics of North America. 2017;101(2):319-32.
19. (WHO) WHO. Prevalence of anaemia in non-pregnant women (aged 15-49). 2019.
20. Lestari R KDK. Tablet Tambah Darah penting untuk cegah stunting. . Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 2022.
21. Wirth JP, Woodruff BA, Engle-Stone R, Namaste SM, Temple VJ, Petry N, et al. Predictors of anemia in women of reproductive age: Biomarkers Reflecting Inflammation and Nutritional Determinants of Anemia (BRINDA) project. The American journal of clinical nutrition. 2017;106:416S-27S.
22. Lumor O, Dzabeng F, Adanu RM. Factors influencing the use of anemia preventing measures among antenatal clinic attendees in the Kintampo North Municipality, Ghana. African journal of reproductive health. 2019;23(2):35-43.
23. Khani Jeihooni A, Hoshyar S, Afzali Harsini P, Rakhshani T. The effect of nutrition education based on PRECEDE model on iron deficiency anemia among female students. BMC women's health. 2021;21(1):256.
24. Halterman JS, Kaczorowski JM, Aligne CA, Auinger P, Szilagyi PG. Iron deficiency and cognitive achievement among school-aged children and adolescents in the United States. Pediatrics. 2001;107(6):1381-6.
25. Sukmanawati D, Badriah DL, Setiayu Y, editors. Hubungan pengetahuan dan sikap tentang manfaat konsumsi tablet fe dengan kadar hemoglobin pada remaja putri di sman 1 darma. national nursing conference; 2023.
26. Indonesia KKR. Pedoman pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri pada masa pandemi covid-19. 2020.
27. Amir N, Djokosujono K. Faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi tablet tambah darah (ttd) pada remaja putri di indonesia: literatur review. jurnal kedokteran dan kesehatan. 2019;15(2):119-29.
28. Quraini DF, Ningtyias FW, Rohmawati N. Perilaku kepatuhan konsumsi tablet tambah darah remaja putri di jember, indonesia. jurnal promkes. 2020;8(2):154-62.
29. Wahyuningsih A, Uswatun A. Hubungan pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah remaja putri di sma negeri 1 karanganom. involusi: jurnal ilmu kebidanan. 2019;9(1):1-12.
30. Indonesia MKR. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 28 tahun 2019 tentang angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk masyarakat indonesia. 2019.
31. Telisa I, Eliza E. Asupan zat gizi makro, asupan zat besi, kadar haemoglobin dan risiko kurang energi kronis pada remaja putri. action: Aceh Nutrition Journal. 2020;5(1):80-6.
32. Yosditia BE, Rahmiati BF, Ardian J, Jauhari MT. Asupan sumber zat besi dan konsumsi tablet tambah darah serta kadar hemoglobin. nutriology: Jurnal Pangan, Gizi, Kesehatan. 2023;4(1):26-32.
33. Tonasih T, Rahmatika SD, Irawan A. Efektifitas pemberian tablet tambah darah pada remaja terhadap peningkatan hemoglobin (Hb) di STIKes Muhammadiyah Cirebon. Jurnal SMART Kebidanan. 2019;6(2):106.
34. Suaib F, Rowa SS, Adwiah W. Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri. Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar. 2024;19(1):71-6.
35. Rahmatunnisa DP. Hubungan tingkat kecukupan zat besi, vitamin c dan status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMAN 3 Cikarang Utara.